School In July Panaskan Panggung Bloody Roots di Tengah Guyuran Hujan
PALANGKA RAYA, BIMARAYA – Hujan yang mengguyur Kota Cantik Palangka Raya pada Sabtu malam (16/08/2025) tak menyurutkan langkah penikmat musik untuk memadati Massa Depan Coffee. Di tengah rintik yang membasahi halaman, band pop punk School In July justru tampil bertenaga dalam gelaran Gigs Bloody Roots garapan komunitas Sebuahkolektif.
Membuka penampilan dengan deretan lagu penuh energi, School In July sukses mengajak penonton larut dalam irama. Puncak antusias terjadi ketika mereka membawakan cover lagu-lagu band nasional Killing Me Inside, yang memantik teriakan dan nyanyian bersama para penonton, terutama pencinta genre post-hardcore.
Bagi Dadang Hermawan, tim kreatif Sebuahkolektif, Bloody Roots bukan sekadar pertunjukan musik. Acara ini adalah ruang kolektif yang merangkul penggerak, pelaku, dan penikmat musik lokal untuk saling bersua.
“Kami meyakini kolektivitas dari kawan-kawan penggerak, pelaku, dan penikmat adalah solusi untuk membangun gigs yang berkelanjutan di kota ini. Tapi tentu, kami juga terbuka terhadap siapa pun yang ingin ikut serta mendukung gerakan ini—selama tetap menjunjung nilai-nilai musik dan pergerakan yang kami usung,” ujar Dadang.
Selain School In July, panggung Bloody Roots edisi kedua ini juga menampilkan Never Deep Inside, Ranjah, Blanc, dan Last Change. Keberagaman genre yang mereka bawa menjadikan malam itu kaya warna dan energi, membuktikan bahwa Palangka Raya memiliki ekosistem musik yang hidup.
Di bawah langit basah dan aroma kopi yang menyeruak, Bloody Roots menegaskan bahwa musik bawah tanah di Palangka Raya belum mati. Justru, semangatnya terus tumbuh, bergelora di ruang-ruang alternatif yang diciptakan bersama. (Bayu)
Tinggalkan Balasan