Dihina, Difitnah Dan Diteror Mantan Pacar, Mahasiswi di Banjarbaru Asal Sampit Curhat ke Cak Sam, Oknum Pemuda Warga Barsel Dibina dan Dimediasi Virtual
Palangka Raya – Bunga (20) seorang mahasiswi di Banjarbaru, Kalsel asal Sampit Kab. Kotawaringin Timur curhat ke Cak Sam karena mantan pacarnya, sebut saja Kumbang (25) warga Kab. Barito Selatan (Barsel) menghina, menfitnah dan meneror, Senin (25/8/2025).
“Halo, selamat malam Cak Sam, sy asal Sampit dan saat ini kuliah di Banjarbaru. Saya ingin menyampaikan pengaduan terkait adanya tindak kekerasan psikis, penghinaan, dan ancaman berulang kali dari mantan saya yang berdomisili di Buntok. Kronologi singkat: Sejak November 2024, saya menjalin hubungan pribadi jarak jauh dengan dia. Pada awalnya hubungan berjalan baik, namun sejak bulan pertama sudah mulai terjadi perkelahian dan berlanjut hingga awal 2025. Selama berpacaran, Dimas sering mengirimkan pesan berisi penghinaan, fitnah, pelecehan, serta ujaran kebencian yang menyerang saya secara personal, antara lain dengan menyebut saya dongo, tidak berotak, gila, lont*, murahan, pelac*r, dan lain-lain. Karena hubungan tidak kondusif, kami memutuskan berpisah. Namun dia tetap berulang kali menghubungi saya dengan pola block-unblock di media sosial. Ia enggunakan beberapa akun palsu untuk mengirim pesan hinaan yang isinya sama, sehingga saya menyimpulkan akun-akun tersebut miliknya. Ia juga menghina keluarga saya dengan menyebut “genetik sampah, bapak dan anak sama” serta menuduh saya anak yang kurang kasih sayang. Saya sudah dua kali meminta tolong kepada ibunya untuk menegur namun perilaku tersebut tetap berlanjut. Berdasarkan pengakuannya sendiri pada 13 April 2025, ia mengalami depresi sejak 2018 dan pernah sempat melakukan konsultasi psikolog secara online meskipun tidak berlanjut. Ia juga mengaku sering mengalami mood swing, mengakui lisannya tidak terdidik, bisa berbohong bila merasa diperlukan serta pernah memiliki delusi terkait hubungan dengan orang lain. Kondisi tersebut juga ia sebut sebagai salah satu penyebab dikeluarkannya dari kampus. Hal ini saya sampaikan sebagai latar belakang bahwa tindakannya bukan hanya bersifat sesaat, melainkan sudah menjadi pola yang berulang dan sangat meresahkan. Pada bulan Juli 2025 saya mulai dekat dengan orang baru. Meski demikian, saya masih berusaha merespon komunikasi dari dia. Pada tanggal 30 Juli, ia mengetahui hal tersebut dan mencoba menghubungi orang baru saya dengan tujuan agar hubungan saya dengan orang baru tersebut berakhir. Namun kenyataannya, orang baru tetap menerima saya dan justru membela saya. Hal ini membuatnya semakin tidak terima, sehingga makian dan penghinaan yang ia lontarkan terhadap saya semakin parah, bahkan juga ditujukan kepada orang baru tersebut. Baru-baru ini, ia menghubungi ayah saya melalui akun Instagran dengan kata-kata tidak pantas seperti murahan, problematik, serta ancaman tentang karma hidup. Ia juga menyebarkan isu pribadi saya, seperti menuduh saya tidak perawan dan membawa laki-laki ke kos. Tindakan ini telah menimbulkan tekanan psikologis yang berat bagi saya, serta merusak nama baik saya dan keluarga. Saya mohon agar pihak kepolisian melalui layanan Cak Sam dapat memberikan perlindungan hukum kepada saya dan mengambil langkah yang diperlukan baik berupa teguran, mediasi, maupun proses hukum sesuai aturan yang berlaku. Atas perhatian dan bantuan Cak Sam, saya ucapkan terima kasih,” cerita Bunga saat curhat.
Cak Sam kemudian melakukan pembinaan dan mediasi secara virtual melalui video call bertiga. Kumbang mengakui perbuatannya dan bersedia meminta maaf kepada Bunga dan keluarganya. Ia juga berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Tinggalkan Balasan