Bima Raya

Mengabarkan Lebih Luas

PUMPUNG HAI BORNEO, Yansen A. Binti: Ajang Satukan Pemikiran Demi Hak Masyarakat Adat Dayak

BIMARAYA, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Panitia Seminar Internasional menggelar acara Penyambutan Peserta dan Mimbar Demokrasi Seminar Internasional “International Day of The World’s Indigenous People, PUMPUNG HAI BORNEO (The Great Borneo’s Assembly)” di Betang Hapakat, Jl. RTA Milono Km. 3,5 Palangka Raya, Kamis (21/8/2025).

Acara ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus ruang demokrasi bagi masyarakat adat Dayak, yang dihadiri peserta dari berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara. Suasana penyambutan berlangsung hangat dengan rangkaian kegiatan ramah tamah, orasi budaya, hingga makan siang bersama.

Ketua Umum DPN Gerakan Pemuda Dayak (Gerdayak) Indonesia Kalimantan Tengah, Yansen A. Binti, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar penyambutan, melainkan momentum penting untuk mempererat persaudaraan dan menyatukan pemikiran.

“Kegiatan hari ini adalah penyambutan peserta seminar internasional Dayak, baik dari luar negeri, Kalimantan, Jakarta, maupun Pulau Jawa. Selain silaturahmi dan makan siang bersama, juga akan ada orasi-orasi dari perwakilan daerah yang hadir untuk memberikan masukan dalam acara ini,” ujarnya.

Yansen juga menekankan bahwa kegiatan ini memiliki makna historis yang besar, karena bertepatan dengan peringatan Rapat Damai Tumbang Anoy pada 24 Juli 1894, sebuah tonggak penting dalam sejarah masyarakat Dayak.

“Pada saat itu, orang Dayak berhasil menghentikan tradisi kayau atau memotong kepala, dan melahirkan 96 pasal hukum adat Dayak yang berlaku untuk seluruh Dayak se-Kalimantan. Dari situlah kita mampu menjaga keharmonisan hingga akhirnya ikut berperan dalam peristiwa kemerdekaan Agustus 1945,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Harian Dewan Adat Dayak Provinsi Kalimantan Tengah, Andri Elia Embang, dalam laporannya berharap forum ini bisa menjadi ruang bersama untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat adat di tengah arus modernisasi.

“Semoga forum ini dapat dilaksanakan dengan baik, terbuka untuk umum, dan menjadi sarana kesadaran bersama demi memperjuangkan hak-hak masyarakat adat di masa depan di bumi Tambun Bungai,” ucapnya.

Acara PUMPUNG HAI BORNEO ini diharapkan menjadi momentum memperkuat solidaritas, memperdalam nilai demokrasi, serta meneguhkan peran masyarakat adat Dayak dalam pembangunan Kalimantan Tengah dan Indonesia ke depan. (redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini