Dialog Lima Sungai Akhiri Festival Sastra Palangka Raya dengan Harmoni Seni dan Budaya
BIMARAYA, PALANGKA RAYA – Rangkaian Dialog Lima Sungai dalam Festival Sastra Palangka Raya Volume 1 Tahun 2025 resmi ditutup dengan semarak kegiatan seni dan literasi di Atrium Palma Palangka Raya, Sabtu (1/11/2025). Acara yang digelar oleh Dewan Kesenian Kota Palangka Raya (DKPR) ini menandai berakhirnya tiga hari penuh dialog budaya dan ekspresi kreatif yang menjadikan sungai sebagai inspirasi utama karya sastra.
Penutupan festival diisi dengan berbagai kegiatan menarik, antara lain Bedah Buku bersama Tiga Maestro Indonesia, Painting on The Spot, penampilan teater bertajuk “Mutiara di Tengah Arus Sungai”, serta pembacaan puisi oleh tiga penyair tamu. Tak kalah istimewa, hadir pula para tamu dari Dewan Kesenian Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah yang turut menampilkan puisi dan menyerahkan karya lukisan simbolis sebagai bentuk kolaborasi lintas daerah.


Ketua Panitia sekaligus Wakil Ketua I DKPR, Dr. Imam Qalyubi, S.S., M.Hum., mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya festival sastra pertama di Kota Cantik tersebut. “Alhamdulillah, kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dari awal hingga penutupan. Rangkaian acaranya pun sangat berkesan bagi kami di Dewan Kesenian Kota Palangka Raya,” ujarnya.
Imam menuturkan bahwa kegiatan ini bukan hanya ajang apresiasi sastra, tetapi juga ruang refleksi atas keberagaman sosial dan budaya yang hidup di sepanjang sungai-sungai Kalimantan. “Jika kita bicara sastra, kita bicara tentang kehidupan. Di setiap sungai ada perbedaan suku, keyakinan, dan kebudayaan. Melalui sastra, kita mencoba mendialogkan dan mengharmonikan perbedaan itu menjadi keselarasan,” jelasnya.
Ia menambahkan, filosofi Dialog Lima Sungai lahir dari semangat untuk menjadikan sastra sebagai jembatan kebudayaan. “Kegiatan ini bisa terlaksana berkat dukungan banyak pihak, terutama Pemerintah Kota Palangka Raya. Inisiatif ini pada dasarnya adalah dorongan semesta untuk kita terus bergerak dalam dunia budaya,” tutur Imam.
Menutup sambutannya, Imam berharap Festival Sastra Palangka Raya dapat menjadi wadah berkelanjutan dalam memperkuat semangat literasi dan pelestarian budaya lokal. “Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi lahirnya program kreatif lain dan menjadikan Palangka Raya semakin dikenal sebagai kota budaya dan kota sastra yang keren,” ujarnya. (red)



















Tinggalkan Balasan