Bima Raya

Mengabarkan Lebih Luas

Pemprov Kalteng Perkuat Komitmen Wujudkan Akses Air Minum dan Sanitasi Layak untuk Seluruh Masyarakat

Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Herson B. Aden didampingi Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, Yohanna Endang. (Foto: bayu)

BIMARAYA, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus memperkuat komitmen dalam mewujudkan akses air minum dan sanitasi yang layak bagi seluruh masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Tengah, Leonard S. Ampung, melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Herson B. Aden, saat membuka Workshop Bidang Air Minum dan Sanitasi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025 di Aula Bapperida Kalteng, Kota Palangka Raya, Rabu (5/11/2025).

Dalam sambutannya, Herson menjelaskan bahwa kegiatan workshop ini bertujuan untuk mendiskusikan berbagai hal yang berkaitan dengan pengelolaan air minum dan sanitasi, meliputi air limbah serta persampahan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan umpan balik konstruktif dari berbagai pihak, serta memperbarui data terkait kondisi air minum dan sanitasi di Kalimantan Tengah.

“Melalui workshop ini, kita berharap lahir sinergi dan komitmen bersama untuk memperkuat upaya peningkatan akses air bersih dan sanitasi di seluruh wilayah Kalteng,” ujarnya.

Lebih lanjut, Herson menegaskan bahwa pemerintah pusat maupun daerah berkomitmen mendukung pencapaian Visi Indonesia Emas 2045, di mana 100 persen rumah tangga di Indonesia ditargetkan memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi layak. Menurutnya, program air minum dan sanitasi bukan hanya tentang pembangunan infrastruktur, tetapi juga tentang perubahan kualitas hidup masyarakat.

“Dengan akses air minum dan sanitasi yang aman, masyarakat dapat berharap pada masa depan yang lebih baik, sehat, dan penuh peluang,” tambahnya.

Herson juga menyoroti pentingnya sanitasi dalam kaitannya dengan kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan. Penerapan sistem sanitasi yang baik, katanya, dapat mencegah berbagai penyakit, mengurangi risiko stunting, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

“Sanitasi bukan hanya urusan fasilitas, tetapi juga menyangkut kebiasaan hidup bersih dan sehat. Hal ini bisa dilakukan melalui penyediaan akses air bersih, perbaikan sistem pembuangan limbah, edukasi kebersihan, dan pengelolaan sampah yang baik,” tuturnya.

Ia menambahkan, keberhasilan program sanitasi dan air minum harus diukur dengan indikator yang jelas dan data yang akurat. Pendekatan holistik dan terintegrasi, menurutnya, menjadi kunci agar setiap program dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.

“Tanpa sanitasi dan air minum yang aman, anak-anak rentan mengalami stunting. Karena itu, kita perlu memiliki rencana kerja dengan indikator terukur yang didukung oleh data yang valid dan terpercaya,” tegas Herson.

Pemerintah juga menegaskan dukungannya terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya target untuk mewujudkan akses air minum dan sanitasi aman bagi semua.

“Untuk merealisasikan target tersebut, pemerintah telah menyelaraskan tujuan SDGs dengan RPJMN 2025–2029, di mana pada tahun 2029 ditargetkan 40,2 persen rumah tangga perkotaan memiliki akses terhadap air siap minum perpipaan, dan 30 persen rumah tangga memiliki akses sanitasi aman,” pungkasnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini