Dari Beranda Rumah Kayu, Harapan Baru untuk Barito Utara Disuarakan
BARITO UTARA, BIMARAYA – Di tengah rintik hujan dan senyapnya senja di Desa Lahei, suara perubahan mulai bergema dari tempat yang tak terduga — sebuah rumah papan sederhana, tempat seorang warga bernama Prianto Samsuri menyalakan api harapan bagi masa depan Barito Utara.
Prianto, sosok yang dikenal bersahaja dan berani bersuara saat banyak yang memilih diam, memulai langkah kecil namun penuh makna. Sore itu, ditemani secangkir kopi panas dan bisikan hujan, ia menyampaikan tekadnya kepada sang istri: akan bertemu dengan Titan SE di Muara Teweh. Bukan untuk urusan politik semata, melainkan untuk membicarakan harapan.
Titan SE, tokoh muda dari Karingan yang dikenal santun dan bersemangat, menjadi mitra diskusi Prianto. Di sebuah warung kecil dekat Pasar Pendopo, mereka berbicara dari hati ke hati tentang masa depan Barito Utara dan perlunya perubahan kepemimpinan.
“Jimy-Indri bukan sekadar calon. Mereka harapan,” ujar Titan tegas. “Kita butuh pemimpin yang tahu medan, tahu rakyat.”
Bagi Prianto, dukungan itu bukan datang karena janji atau bingkisan politik. Ia mengenal Jimy bukan dari baliho atau siaran televisi, tetapi dari kehadirannya langsung di desa, dari cara ia mendengarkan warga tanpa banyak retorika.
“Dia datang ke kampung kami tanpa kamera, tanpa panggung. Saat jembatan gantung hampir putus, dia bantu dorong anggaran tanpa publikasi,” kenangnya.
Beberapa hari kemudian, di Balai Desa, Prianto berdiri di hadapan ratusan warga. Ia tidak membawa pidato, hanya secarik kertas lusuh dan isi hati.
“Saya bukan pejabat, hanya orang kampung yang tahu rasa susah,” ujarnya lirih. “Tapi saya percaya, saat kita memilih dengan hati, bukan karena tekanan atau bingkisan, kita bisa punya masa depan.”
Ia menyerukan dukungan untuk pasangan Jimy-Indri, bukan karena iming-iming, tapi karena kejujuran dan rekam jejak yang nyata. Suaranya menggugah, disambut tepuk tangan yang perlahan membesar, membentuk gelombang semangat baru di desa itu.
Di belakang, Titan berdiri dengan mata berbinar. Ia tahu, dari beranda rumah sederhana dan percakapan hangat, secercah cahaya baru telah lahir untuk Barito Utara.
Karena perubahan sejati memang tidak selalu berasal dari ruang-ruang mewah — ia bisa lahir dari suara jujur rakyat, dari desa yang selama ini terpinggirkan, namun menyimpan kekuatan besar: keberanian untuk berharap.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan