Bima Raya

Mengabarkan Lebih Luas

🕊️ “Bangkit dari Gelap: Sebuah Kisah Ari Lasso”

Foto Lawas Ari Lasso ketika muda. Foto: ISTIMEWA

BIMARAYA – Pernah berada di puncak kejayaan sebagai vokalis Dewa 19, Ari Lasso punya segalanya—suara emas, ketenaran, panggung megah, dan jutaan penggemar. Tapi di balik gemerlap itu, ia tenggelam dalam kegelapan adiksi yang nyaris merenggut nyawanya.

Heroin dan putau menjadi pelarian, pelipur semu di tengah tekanan dan kelelahan mental. Sedikit demi sedikit, semua yang dibangunnya runtuh. Penampilan memburuk, hubungan rusak, kepercayaan hilang. Sampai akhirnya, ia harus melepaskan peran yang membesarkan namanya: vokalis Dewa 19.

Namun di titik nadir itulah, Ari membuat keputusan yang paling penting dalam hidupnya: ia memilih untuk sembuh.

Bukan jalan yang mudah. Bertahun-tahun rehabilitasi, jatuh-bangun melawan diri sendiri, dihantui rasa malu dan penyesalan. Tapi satu hal tidak pernah ia lepaskan: keyakinan bahwa dirinya bisa berubah.

Dan ia buktikan.

Sejak 1 Juni 2001, Ari menyatakan dirinya bebas dari narkoba. Ia tidak hanya sembuh, tapi bangkit dan melahirkan karya-karya luar biasa sebagai solois. Lagu seperti “Hampa“, “Rahasia Perempuan“, dan “Misteri Ilahi” menjadi bukti bahwa dari reruntuhan, bisa tumbuh kekuatan yang lebih besar.

 

“Saya bukan orang sempurna. Tapi saya bangga karena saya bisa menang melawan sisi tergelap diri saya.”
— Ari Lasso

Pelajaran dari Ari Lasso:

Pemulihan itu mungkin. Bahkan dari keterpurukan sedalam apapun.

Mengakui kesalahan adalah awal kekuatan. Bukan kelemahan.

Setiap orang berhak atas kesempatan kedua. Bahkan jika mereka pernah tersesat.

Cinta dan musik bisa menyembuhkan. Dan karya terbaik kadang lahir dari luka terdalam.

🔥 Untuk Kamu yang Sedang Berjuang

Kalau kamu sedang merasa kalah oleh hidup, ingat: banyak orang besar lahir dari kehancuran. Bukan karena mereka tak pernah jatuh, tapi karena mereka memilih bangkit dan berdiri kembali.

Seperti Ari Lasso.
Yang dulunya nyaris kehilangan segalanya,
Kini menjadi simbol harapan,
Bahwa gelap bukan akhir—tapi tempat di mana cahaya mulai terasa. (Bayu/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Exit mobile version